Pada
tahun 2020-2030 diperkirakan di Indonesia akan terjadi bonus demografi. Bonus
demografi merupakan kondisi dimana komposisi penduduk indonesia yang berumur
15-65 tahun berjumalah 70% dari total populasi yang ada di Indonesia. Itu
berarti mulai pada tahun 2020 nanti indonesia memiliki kuantitas yang berlebih pada
Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan banyak SDM ini NKRI mempunyai tantangan yang
rawan jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Dengan bonus
demografi ini berdampak positif pada era pembangunan yang sedang dilakukan oleh
Indonesia. Keberhasilan Pembangunan bangsa ini sangan dipengaruhi oleh SDM dari
negara ini. Dengan keberagaman sosial budaya dan didukung oleh Sumber Daya Alam
( SDA) yang melimpah bangsa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk
mensukseskan pembangunan ekonomi bangsa.
Tantang
Bonus Demografi
Ketenagakerjaan
Adam Smith, dalam bukunya yang berjudul An
Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations Pertumbuhan ekonomi
sebenarnya bertumpu pada pertumbuhan penduduk. Jika terjadi pertambahan
penduduk, secara otomatis, hasil (output) akan bertambah. Pertambahan tersebut
dikarenakan adanya pertambahan faktor produksi, yaitu tenaga kerja. Hal ini
menyebabkan membludaknya jumlah tenaga kerja yang membutuhkan lapangan
pekerjaan. Di sisi lain jenis-jenis pekerjaan
yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah
bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya
formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser
posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
Dampaknya, lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja semakin berkurang digantikan
mesin mesin otomatis.
Kemudian implikasinya jika banyak tenaga kerja yang tidak mampu terserap oleh lapangan kerja akan meningkatkan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Menurut databoks katadata pada tahun 2016 angka pengangguran Indonesia sebesar 6,2%. Angka pengangguran di Indonesia lebih besar dari Malaysia yang hanya sebesar 3,2% dan Singapura sebesar 2,8%. Jika tantangan ketenagakerjaan ini tidak mampu ditanggapi dengan bijak maka semakin tingginya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Dengan banyaknya pengangguran maka beban negara semakin bertambah dan berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Globalisasi
Pada saat ini kita
dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Setiap orang yang tidak dapat
mengikuti perkembangan jaman akan tersingkir dengan sendirinya. Globalisasi
menuntut kita untuk terbuka dalam menerima berbagai hal baru. Hilangnya
batas-batas yang menyebabkan komunikasi global dapat terwujud tanpa adanya
penghalang. Globalisasi jika tidak diwaspadai dapat merugikan negara-negara kecil
dan berkembang. Menurut buku Asosiasi Ilmu Politik Indonesia tentang
Kepemimpinan Nasional, globalisasi dimanfaatkan oleh berbagai negara maju untuk
memperluas hegemoni ekonomi maupun politik sehingga negara miskin makin miskin
dan negara berkembang semakin sulit untuk berkembang.
Inti permasalahan dari Globalisasi ini adalah makin berkuasanya para pemilik modal melalui privatisasi berbagai bidang strategis di suatu negara. Peran pemerintah semakin berkurang dengan penguasaan pemilik modal, dengan kata lain negara telah gagal untuk melindungi kepentingan nasional. Para memilik modal yang berkuasa kemudian leluasa untuk memonopoli berbagai aset penting yang mereka miliki demi menghasilkan keuntungan yang besar namun tidak memikirkan nasib rakyat yang semakin sulit. Maka dari itu dengan privatisasi berbagai sektor strategis negara oleh para pemilik modal akan berakibat pada bonus demografi yang seharusnya sebagai sumber pembangunan bangsa malah memperburuk keadaan bangsa. SDM Indonesia yang sedang produktif malah harus menghadapi masalah monopoli dari para pemilik modal sehingga menjadi sulit untuk berkembang.
Inti permasalahan dari Globalisasi ini adalah makin berkuasanya para pemilik modal melalui privatisasi berbagai bidang strategis di suatu negara. Peran pemerintah semakin berkurang dengan penguasaan pemilik modal, dengan kata lain negara telah gagal untuk melindungi kepentingan nasional. Para memilik modal yang berkuasa kemudian leluasa untuk memonopoli berbagai aset penting yang mereka miliki demi menghasilkan keuntungan yang besar namun tidak memikirkan nasib rakyat yang semakin sulit. Maka dari itu dengan privatisasi berbagai sektor strategis negara oleh para pemilik modal akan berakibat pada bonus demografi yang seharusnya sebagai sumber pembangunan bangsa malah memperburuk keadaan bangsa. SDM Indonesia yang sedang produktif malah harus menghadapi masalah monopoli dari para pemilik modal sehingga menjadi sulit untuk berkembang.
Imigran Asing
Terkait imigran asing
di Indonesia merupakan hasil dari berbagai kerjasama multilateral antar negara.
Kita mengetahui bahwa Indonesia kini mengikuti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
yang merupakan kerjasama multilateral di kawasan regional ASEAN. Berkaitan
dengan perluasan ekonomi, MEA telah merencanakan peta ekonomi baru yang
menguntungkan untuk negara-negara ASEAN yaitu dengan dibukanya pasar
perdagangan bebas. Dengan dibukanya perdagangan bebas, Indonesia
harus segera berbenah diri agar kualitas SDM yang dimiliki Indonesia tidak
kalah bersaing dengan negara-negara lain.
Berdasarkan data perlintasan manusia pada periode
Januari-Juni 2017 oleh Dirjen Imigrasi terdapat 5.133.345 WNA yang datang ke
Indonesia. WNA yang paling banyak datang ke Indonesia adalah China sebanyak 969.525
orang. Negara berikutnya yang penduduknya paling
banyak datang ke Indonesia di antaranya Singapura sebesar 699.344 orang,
Australia 573.646 orang, Malaysia 560.737 orang, Jepang 241.177 orang, India
237.373 orang, Korea 188.646 orang, Inggris 168.366 orang, Amerika Serikat
162.684 orang, Taiwan 120.482, Jerman 111.487, dan Perancis 109.152 orang.
Banyaknya imigran asing yang datang
ke Indonesia merupakan atensi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas diri
untuk bersaing dengan negara lain. Jangan sampai kita jadi penonton di negara
kita sendiri. Hal yang menyebabkan WNA datang ke Indonesia karena mereka
melihat potensi yang besar dari negara ini dimana banyak pangsa pasar yang
menguntungkan bagi WNA.